TikTok Terancam Tutup di AS, Diganti Platform Baru? Ini Faktanya

TikTok
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA Digital – TikTok kembali jadi sorotan di Amerika Serikat (AS) setelah drama panjang soal kepemilikan dan keamanan data pengguna. Selama empat tahun terakhir, aplikasi milik ByteDance asal Tiongkok ini menghadapi tekanan besar dari pemerintah AS, yang khawatir data penggunanya bisa diakses oleh Beijing.

Tarif Impor Donald Trump ke Indonesia Sudah Berlaku, Gimana Nasib iPhone 17 Series?

Awal tahun ini, TikTok sempat menghilang sementara dari App Store dan Google Play Store di AS. Gangguan tersebut membuat jutaan pengguna panik sebelum akhirnya aplikasi kembali pulih pada Februari. Sejak saat itu, isu mengenai masa depan TikTok di Negeri Paman Sam semakin rumit.

Investor Berebut TikTok dengan Valuasi Fantastis

Tiga Hari Hilang Imbas Demo Massa, Fitur Live TikTok Kini Aktif Lagi di Indonesia

Mengutip laporan TechCrunch, analis CFRA Research menyampaikan, valuasi TikTok di AS bisa mencapai lebih dari 60 miliar dolar jika kesepakatan kepemilikan baru berhasil. Sejumlah investor besar, termasuk Oracle, Silver Lake, dan Andreessen Horowitz, dikabarkan siap menguasai 80 persen saham TikTok di AS, sementara sisanya tetap dimiliki pemegang saham asal Tiongkok.

Oracle diprediksi akan berperan besar, terutama dalam mengelola keamanan data dan cloud TikTok. Bahkan, perusahaan ini disebut bakal mereplikasi algoritma TikTok di AS agar ByteDance tidak lagi punya akses langsung ke data pengguna Amerika.

Menkomdigi Harap Fitur Live TikTok Segera Kembali, UMKM Kena Dampak Penutupan

Trump, Xi, dan Lampu Hijau dari Beijing

Presiden Donald Trump, yang sejak lama mendorong pembatasan TikTok, baru-baru ini menyebut Presiden Xi Jinping telah memberikan persetujuan atas kesepakatan baru ini. Dengan begitu, investor asal AS akan memegang kendali lebih besar, sementara ByteDance hanya berperan sebatas pemilik algoritma.

Halaman Selanjutnya
img_title