Dibekali Sistem Cerdas dan Mesin Modern, Mengapa Boeing 787-8 Dreamliner Masih Bisa Jatuh?
- airline-suppliers.com
Sejak diperkenalkan, Boeing 787 Dreamliner disebut-sebut sebagai lompatan besar dalam teknologi penerbangan sipil. Struktur utamanya menggunakan bahan komposit serat karbon, menjadikannya lebih ringan dan lebih tahan korosi dibanding aluminium.
Hal ini membuat konsumsi bahan bakarnya 25 persen lebih hemat daripada pesawat pendahulunya seperti Boeing 767.
Tak hanya itu, sistem kontrol penerbangannya berbasis fly-by-wire, yaitu kendali terkomputerisasi yang menggantikan kabel mekanik. Dreamliner juga dibekali dengan ratusan sensor digital dan perangkat lunak avionik canggih yang memungkinkan autopilot bekerja presisi dalam berbagai kondisi.
Menurut Boeing, 787-8 bahkan dapat terus mengumpulkan dan mengirimkan data operasional secara real-time ke pusat pemantauan maskapai melalui sistem Aircraft Health Management (AHM). Teknologi ini dirancang untuk mendeteksi potensi masalah bahkan sebelum terjadi kerusakan fatal.
“Dreamliner adalah salah satu pesawat dengan sistem monitoring dan prediksi kerusakan terbaik di kelasnya,” ujar analis penerbangan senior David Noland seperti dikutip dari Popular Mechanics.
Autopilot dan AI di Balik Kokpit
Banyak bagian dari penerbangan Boeing 787 saat ini dikendalikan oleh sistem otomatis, mulai dari take-off assist, cruise, hingga auto-landing. Sistem ini bekerja berdasarkan data yang dikumpulkan oleh sensor dan algoritma berbasis AI (Artificial Intelligence), yang disempurnakan melalui ratusan juta jam terbang data pesawat.