Bahaya Terlalu Bergantung pada AI, Ini Kata Pakar Digital

AI DeepSeek, Gemini, ChatGPT dan Grok
Sumber :

Digital, VIVA – Kecerdasan buatan (AI) memang telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari menulis artikel, membuat desain, menganalisis data, hingga menjawab pertanyaan teknis dalam hitungan detik.

DeepSeek-R2 Siap Meluncur, China Tantang Dominasi AI Barat dengan Teknologi Mandiri

Namun, di balik semua kemudahan itu, muncul kekhawatiran baru, yaitu terlalu bergantung pada AI justru bisa menimbulkan bahaya yang tak terlihat.

Beberapa pakar digital dan teknologi global mengingatkan bahwa penggunaan AI yang berlebihan dapat mengikis keterampilan manusia, menurunkan kreativitas, bahkan memperburuk bias informasi.

1. Kehilangan Kemampuan Berpikir Kritis

Samsung Bakal Rilis Kacamata Pintar Pertamanya, Calon Pengganti Smartphone?

Profesor Gary Marcus, seorang ilmuwan AI dari New York University, dalam wawancaranya dengan The Verge, menyebutkan bahwa ketergantungan berlebihan pada AI bisa menumpulkan daya pikir manusia.

"AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti nalar manusia. Kalau semua keputusan diserahkan ke AI, kita kehilangan refleksi, intuisi, dan proses belajar," ujar Gary.

Mengenal Gemini AI: 7 Keunggulan Utama Model Bahasa Terbesar dari Google

Hal ini terlihat jelas ketika pelajar atau mahasiswa mulai menggunakan AI untuk mengerjakan tugas atau membuat skripsi tanpa pemahaman mendalam.

Halaman Selanjutnya
img_title