F-22, B-52 hingga USS Lincoln: Teknologi Tempur Tercanggih AS Dikerahkan Hadapi Iran

Lockheed Martin F-22 Raptor
Sumber :

Digital, VIVA – Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah memicu respons militer besar-besaran dari Amerika Serikat. Kali ini, Negeri Paman Sam tak main-main.

Deretan Rudal Terbesar di Dunia 2025, Ada yang Bisa Terbang Sampai 18.000 Km!

Mereka mengerahkan jajaran alutsista canggih berteknologi tinggi, mulai dari jet tempur siluman F-22 Raptor, pesawat pembom jarak jauh B-52 Stratofortress, hingga kapal induk raksasa USS Abraham Lincoln.

 

Pesawat B-2 Spirit Dapat Upgrade Paling Canggih! Bomber Siluman AS Kini Bisa Update Sistem dan Bawa Bom Terbaru

Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya ancaman dari Iran dan kelompok-kelompok proksi yang berpotensi menyerang Israel dan pangkalan militer AS. Tapi di balik strategi militer tersebut, terdapat etalase teknologi tempur paling mutakhir yang menjadi ujung tombak kekuatan udara Amerika Serikat.

 

Kok Bisa B-2 Spirit AS Lolos dari Radar Iran? Ini Jawabannya

Lantas, teknologi seperti apa yang dibawa AS dalam pengerahan militer kali ini? Berikut deretan sistem tempur yang menjadi sorotan dunia.

 

1. F-22 Raptor: Jet Siluman Generasi Lima yang Jadi Ancaman Udara Paling Serius

 

F-22 Raptor bukan sembarang jet tempur. Pesawat buatan Lockheed Martin ini merupakan jet siluman generasi kelima pertama yang operasional di dunia. Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan stealth atau tidak terdeteksi radar, kecepatan supersonik tanpa afterburner (supercruise), serta manuver ekstrem berkat sistem thrust vectoring.

 

Teknologi sensor fusion juga menjadi andalan, memungkinkan pilot mendapatkan gambaran 360 derajat dari situasi pertempuran. Jet ini bahkan bisa melacak dan mengunci target tanpa diketahui lawan. Dalam skenario Timur Tengah, F-22 menjadi alat deterrence utama terhadap rudal jarak jauh dan ancaman udara Iran.

 

 

2. B-52 Stratofortress: Bomber Lawas yang Masih Ditakuti

 

B-52 Stratofortress

Photo :
  • Britannica

 

 

Walau usianya sudah lebih dari 60 tahun, B-52 Stratofortress tetap menjadi tulang punggung serangan udara strategis AS. Bomber ini mampu mengangkut berbagai jenis senjata, mulai dari bom konvensional, rudal jelajah AGM-86B, hingga senjata nuklir.

 

B-52 versi terbaru sudah diperbarui dengan avionik digital, radar AESA, dan sistem peperangan elektronik modern. Jangkauan operasinya yang sangat luas memungkinkan pesawat ini menyerang target dari jarak aman, didukung pengisian bahan bakar di udara.

 

 

3. F-15E dan KC-46 Pegasus: Kombinasi Serang dan Dukung di Udara

 

F-15E Strike Eagle adalah jet tempur multiperan yang dilengkapi radar Active Electronically Scanned Array (AESA) dan sistem senjata pintar. Pesawat ini bisa menjalankan misi udara ke darat, sekaligus dogfight jika diperlukan.

 

Sementara itu, KC-46 Pegasus berperan sebagai tanker modern untuk pengisian bahan bakar di udara. Dengan teknologi boom refueling otomatis, KC-46 bisa memperpanjang jangkauan tempur jet-jet AS secara signifikan tanpa perlu mendarat.

 

4. USS Abraham Lincoln: Kapal Induk yang Dilengkapi Sistem Tempur AI

 

USS Abraham Lincoln

Photo :
  • -

 

 

Kapal induk kelas Nimitz ini ibarat kota terapung dengan teknologi canggih di dalamnya. Dilengkapi dek penerbangan yang membawa puluhan jet tempur F/A-18 dan helikopter tempur, kapal ini juga dipersenjatai sistem pertahanan udara seperti Phalanx CIWS, rudal Evolved Sea Sparrow, hingga radar multifungsi SPY-1.

 

Yang menarik, sistem komandonya sudah mengadopsi kecerdasan buatan untuk mendukung pengambilan keputusan cepat di medan tempur. Dalam situasi darurat, USS Lincoln mampu mengoordinasikan serangan udara dari lautan dengan presisi tinggi.

 

5. Sistem Komando dan Intelijen Berbasis AI: Kunci Dominasi Udara AS

 

Selain kekuatan fisik alutsista, AS juga membawa teknologi komando dan intelijen paling mutakhir. Sistem bernama Joint All-Domain Command and Control (JADC2) memungkinkan konektivitas real-time antar unit di udara, darat, laut, dan luar angkasa.

 

Sistem ini menggunakan satelit pengintai, drone seperti MQ-9 Reaper, dan jaringan komunikasi terenkripsi untuk mengoordinasikan pergerakan pasukan dan serangan dengan efisiensi tinggi. Teknologi ini memberi keunggulan informasi (information dominance) yang sulit ditandingi lawan.