Nasib Boeing 797 Masih Menggantung di 2025, Ancaman Serius dari Airbus dan JetZero?
- AFP PHOTO
Digital, VIVA – Dunia penerbangan komersial tengah memasuki fase yang sangat krusial. Di tengah perlombaan teknologi dan efisiensi bahan bakar, ada satu nama yang terus membayang namun belum juga muncul ke permukaan, yaitu Boeing 797.
Pesawat yang telah lama digadang-gadang akan menjadi pengganti ideal untuk Boeing 757 dan jembatan antara 737 MAX dan 787 Dreamliner ini masih belum menunjukkan tanda-tanda kelahiran hingga pertengahan tahun 2025.
Proyek ini awalnya diproyeksikan sebagai penyelamat dominasi Boeing di segmen pasar pesawat berbadan sempit dengan jangkauan menengah. Dengan potensi dua varian satu untuk 225 penumpang dan satu lagi untuk 275 penumpang.
Boeing 797 diyakini akan menjawab kebutuhan maskapai akan pesawat hemat bahan bakar, ringan, dan fleksibel untuk rute-rute transkontinental. Namun kenyataannya, pesawat ini justru semakin misterius dan tak kunjung diumumkan secara resmi, bahkan ketika Airbus dan para pendatang baru mulai menguasai ceruk pasar tersebut.
Boeing 787-8 Dreamliner
- airline-suppliers.com
Berikut ini adalah berbagai faktor kunci yang menjelaskan mengapa Boeing 797 masih menjadi teka-teki besar di industri aviasi dunia hingga tahun 2025.
Loyalitas Maskapai Mulai Terkikis karena Ketidakpastian
Maskapai yang selama ini dikenal loyal terhadap Boeing mulai mempertanyakan komitmen perusahaan terhadap segmen pasar menengah. Ketika Boeing terus menunda keputusan soal 797, sejumlah maskapai ternama seperti Qantas memutuskan beralih ke armada Airbus, khususnya seri A321.
Maskapai Amerika Serikat juga mulai membuka diri terhadap kerja sama dengan perusahaan baru seperti JetZero, yang membawa desain futuristik dan janji efisiensi tinggi di dekade mendatang. Penundaan ini secara tidak langsung menciptakan peluang bagi kompetitor untuk mencuri pasar yang dulu dikuasai Boeing.
Prioritas Boeing Lebih Fokus pada Pengganti 737
Pada September 2024 lalu, Boeing mengumumkan proyek pesawat baru yang akan dikembangkan di wilayah Puget Sound. Namun hingga kini belum ada kepastian apakah proyek tersebut merupakan NMA atau sepenuhnya desain baru untuk menggantikan Boeing 737 yang sudah berusia lebih dari lima dekade.
Dengan tekanan besar untuk mengganti 737 yang meskipun populer, kini mulai dianggap usang secara desain Boeing tampaknya lebih memfokuskan energi pada proyek ini ketimbang merealisasikan 797 dalam waktu dekat.
Terbebani oleh Masalah Internal dan Keterbatasan Dana
Boeing masih berjuang untuk keluar dari krisis akibat insiden dan masalah sertifikasi pada varian 737 MAX 7 dan MAX 10. Di saat yang sama, perusahaan juga sedang mengerjakan pembaruan besar pada Boeing 777X. Semua ini menguras sumber daya manusia dan keuangan secara signifikan.
Diperkirakan, pengembangan pesawat baru seperti 797 akan membutuhkan investasi antara 15 miliar hingga 50 miliar dolar AS, sebuah angka yang sulit dijangkau dalam kondisi arus kas perusahaan yang belum sepenuhnya stabil.
Teknologi Mesin Belum Siap untuk Menjawab Tantangan
Keberhasilan Boeing 797 sangat bergantung pada tersedianya mesin generasi baru yang mampu memberikan efisiensi signifikan. Boeing telah menghubungi sejumlah produsen mesin, namun inovasi seperti program RISE dari CFM International diprediksi baru akan siap operasional di pertengahan 2030-an. Hal ini membuat jadwal pengembangan 797 semakin tidak realistis jika tetap ingin mengejar efisiensi yang diharapkan pasar.
Airbus dan JetZero Semakin Dominan di Segmen Menengah
Airbus sudah mencuri start melalui A321XLR yang mulai beroperasi pada akhir 2024. Pesawat ini menawarkan jangkauan hingga 4.700 mil laut dengan kapasitas hingga 244 penumpang, mengisi kekosongan yang ditinggalkan Boeing 757 dengan sempurna.
Di sisi lain, JetZero membawa konsep radikal berupa pesawat blended wing body bernama Z4 yang ditargetkan melayani pasar mulai tahun 2030. Pesawat ini diklaim mampu mengangkut 250 penumpang dan menempuh jarak hingga 5.000 mil laut, dengan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dibanding desain konvensional.
Proyek 797 Belum Dibatalkan, Namun Jalan Masih Panjang
Walaupun tidak ada pernyataan resmi yang menyatakan bahwa proyek 797 dibatalkan, berbagai sinyal dari Boeing menunjukkan bahwa proyek ini berada dalam status tunda. Fokus utama perusahaan saat ini adalah menyelesaikan masalah warisan masa lalu dan menstabilkan operasional.
Bila pun Boeing akhirnya memutuskan untuk melanjutkan 797 secara penuh, diperkirakan pesawat ini baru akan memasuki layanan setelah tahun 2030, saat pasar telah jauh berubah dan dipenuhi kompetitor yang lebih agresif dan inovatif.
Masa Depan yang Masih Tertutup Kabut
Dengan tantangan internal, keterbatasan sumber daya, dan tekanan eksternal yang terus meningkat, masa depan Boeing 797 masih menjadi tanda tanya besar. Meskipun potensinya tidak diragukan, pertanyaannya adalah apakah Boeing masih memiliki waktu dan ruang untuk meluncurkan pesawat ini sebelum pasar benar-benar dikuasai pemain lain.
Tahun 2025 seharusnya menjadi titik balik, namun yang terlihat justru keraguan dan diam yang membuat pengamat semakin curiga bahwa Boeing bisa saja kehilangan momentum berharga.