Sambut Era Baru Teknologi Agentic AI yang Lebih Mandiri dan Kenali Potensinya
- Freepik
Agentic AI mulai diadopsi di berbagai sektor dengan hasil nyata. Dalam industri manufaktur dan logistik, agen AI mampu mengalihkan jalur rantai pasok secara real-time, mendeteksi potensi kerusakan mesin sebelum terjadi (predictive maintenance), hingga mengoptimalkan distribusi barang. Di layanan keuangan, teknologi ini bisa mendeteksi penipuan secara otomatis, memastikan kepatuhan regulasi, bahkan mengelola portofolio investasi tanpa campur tangan manual.
Di sektor publik, Agentic AI berpotensi meningkatkan efisiensi layanan masyarakat, seperti mengelola data kependudukan yang kompleks, membantu analisis kebijakan, hingga mendukung operasional pemerintah dalam situasi darurat. Semua ini membuktikan bahwa AI bukan hanya sekadar mendukung, tetapi bisa menjadi aktor utama dalam pengambilan keputusan strategis.
Tantangan yang Harus Diantisipasi
Meski potensinya luar biasa, penerapan Agentic AI bukan tanpa hambatan. Infrastruktur digital yang belum merata, arsitektur data yang terfragmentasi, dan tata kelola yang belum matang bisa menjadi penghalang besar. Agen AI tidak bisa bekerja optimal di atas fondasi yang rapuh.
Banyak perusahaan Indonesia masih dalam tahap modernisasi sistem lama dan migrasi ke cloud. Jika integrasi antar-sistem tidak berjalan mulus, kehadiran agen AI justru akan menambah kerumitan. Diperlukan tata kelola data yang kuat, standar transparansi dalam pengambilan keputusan AI, dan mekanisme akuntabilitas yang jelas agar manfaatnya bisa lebih besar daripada risikonya.
Namun, jika diterapkan dengan benar, Agentic AI justru bisa membantu mengatasi tantangan integrasi itu sendiri. Sebuah studi dari Forrester bahkan menunjukkan bahwa perusahaan yang sudah mengadopsi agen AI untuk integrasi aplikasi dan API berhasil meraih ROI hingga 176% hanya dalam tiga tahun.