CEO OpenAI Akui GPT-5 Bikin Takut, Sebut Proyek Ini Seperti Bom Atom
- dreamstime
GPT-5 kabarnya akan memiliki kemampuan menyelesaikan proses berpikir yang kompleks dan berjenjang (multi-step reasoning). Selain itu, model ini akan memiliki memori yang lebih panjang, memungkinkan pengguna untuk mengerjakan proyek secara lebih berkelanjutan dan terhubung.
Tak hanya itu, GPT-5 juga dirancang menjadi lebih multimodal. Artinya, pengguna tidak hanya bisa berinteraksi dengan teks, tetapi juga bisa menyertakan suara, gambar, grafik, dan file secara bersamaan. Ini membuka peluang besar dalam dunia pekerjaan, pendidikan, hingga hiburan digital.
Ketakutan atau Strategi Pemasaran?
Sebagian pengamat berpendapat bahwa pernyataan Altman bisa jadi strategi untuk membangun antisipasi pasar sebelum GPT-5 diluncurkan, yang diperkirakan akan hadir pada Agustus ini. Meski demikian, ketakutan Altman seolah menegaskan bahwa kecanggihan AI sudah sampai pada titik yang menakutkan bahkan bagi penciptanya sendiri.
OpenAI saat ini bersaing ketat dengan raksasa teknologi lain seperti Google dan Microsoft dalam pengembangan AI. GPT-5 diperkirakan akan menjadi andalan utama OpenAI untuk mempertahankan dominasinya di pasar chatbot cerdas.
Pernyataan Sam Altman yang menyamakan GPT-5 dengan Manhattan Project seharusnya menjadi pengingat bahwa teknologi secanggih apapun harus tetap dikembangkan dengan etika dan pengawasan yang ketat. Karena pada akhirnya, bukan hanya soal apa yang bisa dilakukan oleh AI, tetapi bagaimana manusia menggunakannya.