Gen Z Diincar Hacker Lewat Zoom dan LinkedIn Palsu
- Dok. Istimewa
Digital, VIVA - Tren baru Gen Z, yaitu 'polyworking' — mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus — menciptakan tantangan keamanan siber baru, karena setiap peran tambahan meningkatkan risiko serangan terhadap individu maupun jaringan perusahaan.
Dari Q2 2024 hingga Q1 2025, Kaspersky mendeteksi lebih dari 6 juta serangan yang menyamar sebagai alat kerja, beserta penipuan yang menyamar sebagai lowongan pekerjaan di Indeed, Glassdoor, dan platform serupa.
Untuk membantu Gen Z bernavigasi di lingkungan digital, Kaspersky telah meluncurkan "Case 404" — sebuah permainan detektif siber interaktif yang membantu Gen Z mengenali bahaya tersembunyi di dunia maya dan mempelajari cara melindungi kehidupan digital mereka.
Bagi Gen Z, mengerjakan satu pekerjaan bukan lagi hal yang biasa, melainkan sebuah pengecualian. Meskipun konsep mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus bukanlah hal yang sepenuhnya baru, generasi ini (lahir 1997–2012) mempercepat tren polyworking.
Istilah ini merujuk pada mengerjakan beberapa aliran pendapatan secara bersamaan, menggabungkan pekerjaan lepas, pekerjaan sampingan, proyek yang digemari, dan pekerjaan paruh waktu atau penuh waktu.
Menurut riset publik, hampir separuh (48 persen) kelompok Gen Z sudah memiliki pekerjaan sampingan, angka tertinggi di antara semua generasi.
Namun, meskipun bekerja secara politis memberikan otonomi, fleksibilitas, dan ketahanan finansial, hal ini juga membuka pintu bagi risiko keamanan siber baru — yang mungkin belum disadari oleh banyak Gen Z.